BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan suatu bidang dalam
keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan
masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat (Effendy, 1998). Tujuan
dari perawatan kesehatan masyarakat adalah memperoleh derajat kesehatan yang
optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Perawatan
kesehatan tersebut lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dan keperawatan, dengan tidak
melupakan upaya pengobatan dan perawatan serta pemulihan bagi yang sedang
menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit.
|
Pada ibu menyusui
sering muncul masalah-masalah yang mengganggu proses laktasi, terutama terdapat
pada ibu primipara. Menurut Soetjiningsih (1997) bahwa masalah-masalah yang
sering terjadi pada ibu menyusui antara lain, puting susu nyeri atau lecet, ini
merupakan masalah yang tersering dalam menyusui. Kebanyakan puting nyeri atau
lecet disebabkan oleh kesalahan dalam teknik menyusui, yaitu bayi tidak menyusu
sampai ke kalang payudara. Pembengkakan payudara dapat terjadi karena ASI tidak
disusu dengan adekuat, sehingga ASI terkumpul pada sistem duktus yang
mengakibatkan terjadinya pembengkakan. Kondisi puting yang masuk ke dalam
(inversi) juga sering terjadi. Jika masalah-masalah ini tidak ditemukan selama
kehamilan, laktasi akan sulit dilaksanakan khususnya hari ketiga dan keempat
ketika payudara yang mengalami distensi menarik puting ke dalam dan membuatnya
lebih mendatar. Sedangkan menurut Farrer (2001) bahwa kesulitan yang dapat
timbul selama proses laktasi yaitu puting yang retak-retak, puting yang masuk
ke dalam, mastitis infektif dan laktasi yang tidak memadahi oleh karena banyak sekali masalah yang dapat
timbul selama proses menyusui, maka perlu dilakukan perawatan antenatal yang
baik karena ASI berperan penting untuk membuat bayi sehat dan kuat.
Kesulitan-kesulitan
yang timbul selama proses menyusui dapat dicegah lewat perawatan antenatal yang
baik, yaitu dengan memberikan perhatian yang khusus pada persiapan payudara
serta putting susu dalam mengantisipasi secara positif pemberian ASI pada bayi.
Menurut Soetjiningsih (1997) bahwa keunggulan ASI perlu ditunjang oleh cara
pemberian yang benar, misal pemberian segera setelah lahir (30 menit pertama
bayi harus sudah disusukan), dan pemanfaatan kolostrum sehingga diperlukan
usaha yang benar agar setiap ibu dapat menyusui sendiri bayinya. Untuk
mengantisipasi terjadinya permasalahan pada saat menyusui, maka ibu perlu
melakukan perawatan payudara secara dini pada umur kehamilan 7-8 bulan. Bila
seorang ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara dengan baik dan hanya
melakukan perawatan setelah melahirkan atau setelah ada kesulitan menyusui,
maka sering dijumpai kasus yang akan merugikan ibu dan bayi. Kasus yang sering
terjadi antara lain ASI tidak keluar dan inilah yang sering terjadi, puting
susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap, produksi ASI sedikit
sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi, infeksi pada payudara, payudara bengkak,
dan muncul benjolan (Anwar, 2005, Perawatan Payudara Selama Hamil, ¶4, http://www.assyariah.com, diperoleh
tanggal 18 September 2006). Oleh karena itu keluarga mempunyai peran penting
untuk memberikan motivasi pada ibu untuk melakukan perawatan payudara sedini
mungkin dan supaya ibu lebih siap untuk menyusui bayinya. Perawatan payudara
sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui, karena payudara
merupakan satu-satunya penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi yang
baru lahir. Inilah karunia Allah yang sangat besar pada kaum wanita dimana ASI
merupakan makanan paling cocok bagi bayi, komposisinya paling lengkap, dan
tidak bisa ditandingi susu formula.
Permasalahan
sebagaimana tersebut di atas juga banyak terjadi di wilayah kerja Puskesmas
Guntur II. Dari data yang didapat dari Puskesmas Guntur II, pada bulan Oktober
2006 terdapat ibu melahirkan sebanyak 62 orang. Dari data tersebut, sebanyak 25
orang (40 %) mengeluh mengalami kesulitan dalam proses menyusui. Sedangkan pada
bulan November 2006 terdapat ibu melahirkan sebanyak 65 orang dan 34 orang (46
%) ibu juga mengeluh mengalami kesulitan dalam proses menyusui. Petugas
kesehatan mengatakan untuk mengatasi masalah tersebut, dengan menganjurkan ibu
untuk merawat payudara dan memberi obat. Berdasarkan wawancara dengan petugas
kesehatan, dikatakan bahwa ibu-ibu belum pernah diberikan penyuluhan kesehatan
tentang perawatan payudara dan baru memberi anjuran ketika ada masalah pada
payudara ibu pada saat menyusui. Menurut Notoatmodjo (1997) bahwa pendidikan
merupakan behavioral investment ‘jangka panjang’. Hasil investment
pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan pengetahuan akan
berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah (intermediate impact)
dari pendidikan kesehatan. Dalam hal ini, petugas kesehatan mempunyai peran
penting untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan payudara saat
hamil sehingga ibu mempunyai pengetahuan dan sikap yang positif yang dapat
menimbulkan motivasi untuk melakukan perawatan payudara.
B. Perumusan Masalah
Melakukan perawatan payudara saat hamil sangat penting untuk
mempersiapkan payudara ibu agar dapat memproduksi ASI secara optimal demi
memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Selain itu juga untuk mempersiapkan payudara
dan puting susu agar siap untuk menyusui. Ibu hamil harus mengetahui cara
merawat payudara selama hamil, karena selain bermanfaat untuk memproduksi ASI
secara optimal, juga dapat mengantisipasi permasalahan yang mungkin timbul
sehingga dapat menghambat proses menyusui. Selain itu, ibu juga dapat
mengetahui secara dini permasalahan pada payudaranya, misal puting susu masuk
ke dalam (inversi). Selama ini perawatan payudara saat hamil sering diabaikan oleh ibu-ibu di wilayah
kerja Puskesmas Guntur II dan ibu-ibu
baru melakukan perawatan payudara setelah mengalami kesulitan saat menyusui.
Selain itu berdasarkan wawancara dengan petugas kesehatan bahwa belum ada
pendidikan kesehatan tentang cara perawatan payudara selama hamil.
Sesuai dengan latar
belakang diatas, sehingga penulis ingin mengetahui : “Apakah ada hubungan
antara tingkat pengetahuan dengan praktek perawatan payudara selama hamil,
sikap ibu dengan perawatan payudara selama hamil, motivasi ibu dengan praktek
perawatan payudara selama hamil”.
Selengkapnya
sip ulasanya bro, maksih atas semua materinya disini,
BalasHapuskunjungi cara memperbesar payudara dengan tangan untuk tips lebih detail