BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembedahan atau operasi adalah suatu tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pasien pre operasi elektif dapat mengalami berbagai ketakutan, takut terhadap anestesi, takut terhadap nyeri atau kematian, takut tentang ketidaktahuan Selain ketakutan-ketakutan tersebut pasien juga mengalami kekhwatiran lain seperti masalah finansial, tanggung jawab terhadap keluarga, dan kewajiban pekerjaan atau ketakutan akan prognosis buruk atau kemungkinan kecacatan di masa akan datang dan ancaman ketidakmampuan permanen yang lebih jauh. Hal ini memperberat ketegangan emosional yang sangat hebat yang diciptakan oleh prospek pembedahan (Sjamsul, 1997).
Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien karena akan muncul berbagai kemungkinan masalah dapat terjadi yang akan membahayakan bagi pasien. Maka tak heran jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak berlebihan yaitu munculnya kecemasan yang mereka alami. Kecemasan pada pasien berkaitan dengan segala macam prosedur tindakan pembedahan maupun pembiusan yang harus pasien laksanakan. Perawat dalam hal ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap tindakan pembedahan baik pada masa sebelum, selama maupun setelah operasi. Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan untuk mempersiapkan klien baik secara fisik maupun psikis. Tingkat keberhasilan pembedahan sangat tergantung pada setiap tahapan yang dialami dan saling ketergantungan antara tim kesehatan yang terkait (dokter bedah, dokter anestesi dan perawat), di samping peranan pasien yang kooperatif selama proses pra operasi (Effendy, 2002).
Pasien elektif adalah pasien harus dioperasi ketika diperlukan. Indikasi pembedahan, bila tidak dilakukan pembedahan maka tidak terlalu membahayakan, contohnya perbaikan scar, hernia sederhana, perbaikan vaginal (Effendy, 2002). Kecemasan yang mungkin dialami pasien operasi elektif ditandai dengan perubahan-perubahan fisik seperti meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan, gerakan-gerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah, menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur, sering berkemih. Dalam hal ini perawat perlu mengkaji mekanisme koping yang biasa digunakan oleh pasien dalam menghadapi stres. Di samping itu perawat perlu juga mengkaji hal-hal yang bisa digunakan untuk membantu pasien dalam menghadapi masalah ketakutan dan kecemasan ini, seperti adanya orang terdekat, tingkat perkembangan pasien, faktor pendukung (Hastuti, 2005).
Persiapan mental menghadapi operasi dapat membantu mengurangi kecemasan pada pasien pre operasi elektif dengan bantuan keluarga dan perawat. Kehadiran dan keterlibatan keluarga sangat mendukung persiapan mental pasien. Keluarga hanya perlu mendampingi pasien sebelum operasi, memberikan doa dan dukungan pasien dengan kata-kata yang menenangkan hati pasien dan meneguhkan keputusan pasien untuk menjalani operasi (Hastuti, 2005).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada pasien pre operasi elektif yaitu faktor umur dimana umur semakin dewasa akan semakin siap dalam menghadapi operasi. Seseorang dengan pendidikan yang baik berhubungan dengan tingkat pengetahuannya tentang penyakit yang diderita, status ekonomi (pendapatan) merupakan salah satu yang berperan besar dalam persiapan operasi, dimana kebutuhan uang yang cukup akan mengurangi kecemasan pasien dalam menghadapi operasi yang akan dilaksanakan selain itu faktor sosial budaya dan lingkungan berdampak dan saling berhubungan dengan timbulnya suatu tingkat kecemasan pada pasien dengan pre operasi elektif. Tipe kepribadian sebagai suatu bentuk pola pikiran, emosi, dan perilaku yang berbeda mempunyai karakteristik yang menentukan gaya personal individu dan mempengaruhi interaksinya dengan lingkungan, hal ini khususnya dapat terjadi pada pasien pre operasi elektif berbeda-beda (Farozin, 2004).
Tipe-tipe kepribadian menurut Jung, terdiri dari tipe introvert dan ekstrovert. Ciri-ciri seseorang dengan tipe introvert adalah sulit bergaul, tertutup, sulit berhubungan dengan orang lain dan penyesuaian diri dengan lingkungan sekitar kurang baik. Hal ini akan menyebabkan seseorang sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit tempat pasien dirawat. Tipe ekstrovert pada orang biasanya memiliki ciri-ciri mudah bergaul, terbuka, hubungan dengan orang lain lancar dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Hal ini akan menyebabkan seseorang lebih terbuka, lebih tenang serta dapat mengurangi rasa cemas dalam menghadapi pra operasi (Farozin, 2004).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr Raden Soedjati Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan diperoleh data bahwa pada bulan Desember 2007, untuk jumlah pasien yang dilakukan operasi elektif di Ruang Bougenvil sebanyak 41 orang sesuai data dari rekan medik tempat pasien dirawat. Hasil wawancara dengan 8 orang pasien dimana sebanyak 5 orang pasien (62,5%) yang akan menjalani operasi elektif mengatakan bahwa mereka mengalami kecemasan yang bervariasi berdasarkan kesiapan mental tiap individu sedangkan 3 orang (37,5%) tidak mengalami kecemasan. Untuk mencapai asuhan keperawatan yang berkualitas maka perawat perlu mengetahui faktor apa saja yang dapat menimbulkan kecemasan pada pasien yang akan menjalani operasi elektif sehingga tindakan sesuai dengan penyebab kecemasan yang dialami pasien, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan karakteristik dan tipe kepribadian dengan kecemasan pada pasien pre operasi elektif di Ruang Bougenvil RSUD Dr Raden Soedjati Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan
B. Perumusan Masalah
Hubungan karakteristik dan tipe kepribadian dengan kecemasan pada pasien pre operasi elektif di Ruang Bougenvil RSUD XXX
Selengkapnya
0 komentar:
Posting Komentar