Blog Gw

HUBUNGAN ANTARA PRAKTEK PERSONAL HYGIENE OLEH PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN IMOBILISASI DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD TUGUREJO SEMARANG



BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Rumah sakit sebagai unit usaha seperti semua perusahaan (enterprises) hanya berkembang  dengan cepat jika menciptakan kepuasan dan kesetiaan pasien pada biaya yang terjangkau (affordable) (Soejadi, 1996).
Kepuasan pasien akan tercapai apabila diperoleh hasil yang optimal bagi setiap pasien dan pelayanan kesehatan memperhatikan kemampuan pasien dan keluarganya, ada perhatian terhadap keluhan, kondisi lingkungan fisik serta tanggap kepada kebutuhan pasien (Kotler, 2007).
Tirah baring atau imobilisasi dapat dialami oleh pasien dengan penurunan tingkat kesadaran atau kelumpuhan total atau sebagian dan pada kasus-kasus tertentu sebagai akibat tindakan pengobatan/ keperawatan (Priharjo, 1999).
Praktek sehari-hari di rumah sakit ada fenomena yang menarik untuk dipelajari dari pandangan perawat dan pasien, dimana ada kecenderungan perawat untuk meninggalkan suatu tindakan mandiri keperawatan. Ada sebagian perawat yang berpandangan bahwa seorang perawat dikatakan profesional bila ia mampu melakukan tindakan yang kadang berada di luar area kemandirian perawat itu sendiri. Sebagai bentuk tindakan mandiri, perawat melaksanakan kebersihan perorangan pada pasien seringkali dianggap bukan pekerjaan perawat, sehingga banyak perawat yang enggan bahkan terkesan malu untuk melaksanakanya.
Penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat sebagaimana yang dilakukan RSUD Tugurejo Semarang perlu mendapatkan perhatian, khususnya dalam hal peningkatan kualitas pelayanan agar sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. Kualitas pelayanan rawat inap yang memuaskan, akan mendorong pasien untuk tetap memilih rumah sakit Tugurejo apabila membutuhkan lagi fasilitas pelayanan kesehatan.
Bahan evaluasi terhadap kinerja pelayanan di RSUD Tugurejo Semarang, pada tahun 2007 dilakukan penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada semua aspek pelayanan yang ada di RSUD Tugurejo Semarang sebanyak 2 kali, hasil IKM masing-masing aspek pelayanan mempunyai nilai  rata-rata yang berbeda. Hasil IKM semester 1 di ruang rawat inap mempunyai nilai rata-rata 74,35 sedangkan hasil IKM semester II mempunyai nilai rata-rata 75,56. IKM semester 1 dan II sama-sama mendapatkan  kategori B (baik) 
RSUD Tugurejo Semarang saat ini memiliki fasilitas perawatan 8 ruangan rawat inap dengan kapasitas tempat tidur 218 buah. Data dari rekam medis menyebutkan bahwa pada periode bulan Januari sampai Desember 2007 jumlah pasien yang dirawat di bangsal rawat inap berjumlah 13.374 orang dengan jumlah rata-rata rawat inap adalah 4,4 hari  (Sumber : Bagian Rekam Medis RSUD Tugurejo Semarang). 
Penelitin melakukan studi pendahuluan melalui beberapa pengamatan yaitu pengamatan terhadap kondisi fisik pasien, pengamatan terhadap fasilitas yang ada serta pengamatan terhadap pelaksanaan kebersihan perorangan disalah satu ruangan rawat inap RSUD Tugurejo Semarang,  di ruangan itu berlaku peraturan tidak tertulis (kesepakatan) bahwa untuk melakukan kebersihan diri terutama mandi dilakukan sendiri oleh pasien dan keluarganya, perawat hanya menjelaskan tujuan dan manfaat mandi serta mengingatkan waktunya mandi, kadang-kadang perawat juga membantu menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan untuk mandi. Keadaan ini diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan oleh 19 dari 23 pasien yang berada diruangan, bahwa apabila pasien hendak melakukan kebersihan diri (mandi) maka semua peralatan atau fasilitas mandi disediakan serta dilakukan oleh keluarga pasien sendiri, 3 dari 23 pasien mengatakan kadang-kadang ada juga perawat yang membantu menyiapkan fasilitas yang diperlukan untuk mandi. Rumah sakit RSUD Tugurejo Semarang juga tidak menyediakan fasilitas air hangat, semua kebutuhan pasien di luar area penyembuhan pasien merupakan tindakan mandiri pasien serta keluarganya. Peneliti bermaksud melaksanakan penelitian yang berfokus pada pandangan pasien tentang pelaksanaan personal hygiene yang dibantu oleh perawat khususnya pada pasien imobilisasi (tirah baring).
     
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin menganalisis ”Apakah ada hubungan antara praktek personal hygiene oleh perawat terhadap kepuasan pasien imobilisasi di ruang rawat inap kelas III RSUD Tugurejo Semarang ?”. 

Selengkapnya 




0 komentar:

Posting Komentar