Blog Gw

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI WREDHA XXX



BAB  I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Bertambah majunya kehidupan ekonomi, meningkatnya berbagai teknologi dan fasilitas kesehatan menyebabkan meningkatnya angka harapan hidup manusia. Meningkatnya angka harapan hidup ini berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk lansia. Berdasarkan data dari BPS tahun 1992, pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia meningkat menjadi 9,99% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia (22 juta) dan jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 11,9% pada tahun 2020 (Nugroho, 2000).
Seiring perubahan usia, tanpa disadari juga pada orang lanjut usia akan mengalami perubahan–perubahan fisik, psikososial dan spiritual. Salah satu perubahan tersebut adalah perubahan pola tidur. Menurut National Sleep Foundation sekitar 67% dari 1.508 lansia di Amerika usia 65 tahun keatas melaporkan mengalami gangguan tidur (Breus, 2004) dan sebanyak 7,3 % lansia mengeluhkan gangguan memulai dan mempertahankan tidur atau insomnia (Rubin, 1999).
Tidur merupakan kebutuhan dasar dari setiap kehidupan dan banyak diinginkan, bahkan dibutuhkan oleh hampir setiap orang yang hidup di dunia. Tidur merupakan suatu mekanisme untuk memperbaiki tubuh dan fungsinya untuk mempertahankan energi dan kesehatan. Tetapi, masih banyak juga  orang yang sedikit mengerti arti pentingnya tidur demi sesuatu hal yang harus diselesaikan (Priharjo, 1996).
Kekurangan tidur pada lansia memberikan pengaruh terhadap fisik, kemampuan kognitif dan juga kualitas hidup. Lansia yang mengalami gangguan tidur akan mengalami peningkatan jumlah tidur pada siang hari, masalah pada perhatian dan memori, depresi, kemungkinan jatuh pada malam hari, serta rendahnya kualitas hidup (Merritt, 2002).
Kualitas tidur pada lansia yang buruk tidak lepas dari faktor – faktor yang mempengaruhinya. Dimana pelan–pelan semakin bertambahnya usia, seiring juga waktu yang sama, pengalaman tidurpun berubah. Dimana, lansia memerlukan waktu yang lebih lama untuk dapat tertidur, seringnya terbangun sehingga perubahan kualitas tidur dimana fase tidur dalam menjadi lebih sedikit dan turun menjadi sekitar 70% dengan frekuensi terbangun lebih sering dalam semalaman (Miller,  1998). Hal ini kadang–kadang juga disebabkan dengan faktor stres dan rasa kehilangan yang bisa saja membangunkan atau mengganggu tidur (Breus, 2004). Lingkungan yang sunyi, suhu yang panas atau dingin, kebisingan suara mobil atau alat komunikasi lain yang lewat bisa mengganggu tidur (Lueckenotte, 2000). Kondisi medis dan perubahan fisik yang berhubungan dengan usia tua juga mempengaruhinya. Adanya nyeri dan sakit saat malam tiba akan lebih berpengaruh dan akan memakan waktu yang lebih lama dibandingkan waktu yang dibutuhkan untuk bisa tertidur dan setelah itu tidurpun terganggu (Kozier, 2004). Tanpa disadari kebiasan minum alkohol atau minum–minuman yang mengandung kafein dapat menghalangi untuk mendapatkan tidur yang baik (Craven, 2000). Faktor psikologis termasuk depresi dan kecemasan, dapat pula menimbulkan kesulitan tidur (Haines, 2005).
Berdasarkan data dari hasil Panti Wreda Wening Wardoyo Ungaran di Semarang bahwa jumlah lansia saat ini yang tinggal sebanyak 100 orang. Dari hasil wawancara singkat terhadap beberapa orang lansia didapatkan bahwa mereka mengeluhkan adanya gangguan tidur berupa kesulitan untuk memulai tidur, sering terbangun dan kesulitan untuk tidur kembali.
Berdasarkan masalah–masalah diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan faktor–faktor yang berhubungan dengan gangguan tidur pada lansia.

B.     Pertanyaan Penelitian
Dari masalah yang ada dapat dirumuskan pertanyaan penelitian            “ Faktor–Faktor Apakah Yang Berhubungan Dengan Gangguan Tidur Pada Lansia Di Panti Wredha XXX
Selengkapnya 


0 komentar:

Posting Komentar