BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak sangat rentan terhadap
penyakit, oleh karena itu sangat diperlukan tindakan preventif. Akan tetapi
apabila anak mengalami sakit dan keluarga tidak dapat mengatasi karena kondisi
anak terlalu parah, maka perawatan di rumah sakit sangat dibutuhkan. Perawatan
anak di rumah sakit berfungsi untuk melengkapi suatu lingkungan dimana anak
yang sakit dapat dibantu untuk mengatasi atau meringankan penyakitnya
(Sacharin, 1996). Tujuannya adalah untuk menyembuhkan atau memperbaiki status
fisik dan mental, sehingga anak dapat berkembang dalam keterbatasannya dan
hospitalisasi adalah salah satu cara yang dapat ditempuh selama anak
sakit.
|
Anak biasanya mengalami
kecemasan, karena berpisah dari lingkungan yang dirasakannya aman, penuh kasih
sayang, dan menyenangkan, seperti lingkungan rumah, permainan, dan teman
sepermainannya. Kecemasan anak dapat
diekspresikan melalui perubahan fisiologis, perilaku, kognitif, dan afektif.
Perubahan fisiologis terhadap kecemasan, seperti nafsu makan hilang, telapak
tangan berkeringat dingin; perubahan perilaku, seperti gelisah, menarik diri,
kurang koordinasi; perubahan kognitif seperti bingung, takut, perhatian
terganggu; dan perubahan afektif, seperti tidak sabar, tegang, mudah terganggu
(Stuart, 1998).
Berdasarkan kecemasan yang dialami oleh anak selama dirawat di rumah
sakit, terdapat faktor-faktor yang
berhubungan dengan kecemasan anak tersebut, meliputi kepribadian anak, posisi
anak dalam keluarga, pendampingan orang tua anak, dan kelas dalam rumah sakit
(Stevens, et al, 2000).
Dilihat dari faktor kepribadian anak, setiap anak mempunyai tipe kepribadian
berbeda-beda. Menurut Atkinson dalam Farozin dan Fathiyah (2004), kepribadian
merupakan segala bentuk pola pikiran, emosi, dan perilaku yang berbeda serta
mempunyai karakteristik yang menentukan gaya personal individu dan mempengaruhi
interaksinya dengan lingkungan. Tipe-tipe kepribadian menurut Jung, terdiri
dari tipe introvert dan ekstrovert. Ciri-ciri anak dengan tipe introvert adalah
sulit bergaul, tertutup, sulit berhubungan dengan orang lain dan penyesuaian
diri dengan lingkungan sekitar kurang baik. Hal ini akan menyebabkan seorang
anak sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit tempat anak dirawat.
Selain itu, anak juga akan bertemu dengan orang-orang baru yang dianggap asing.
Tipe ekstrovert pada anak biasanya memiliki ciri-ciri mudah bergaul,
terbuka, hubungan dengan orang lain lancar dan mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar. Hal ini akan menyebabkan seorang anak senang bertemu dengan
anak lainnya yang senasib dengannya, sehingga tidak lagi merasa sendiri. Rasa cemas
yang dirasakan sejak awal masuk rumah sakit karena lingkungan yang baru, tidak
lagi dirasakan (Farozin & Fathiyah, 2004).
Faktor selanjutnya yang berhubungan dengan kecemasan anak adalah posisi
anak dalam keluarga sebagai anak tunggal, pertama (sulung), tengah, atau
terakhir (bungsu). Anak tunggal akan lebih tergantung dan kurang mandiri.
Kebiasaannya diperhatikan secara lebih oleh keluarga dan tidak ada saudara
lainnya akan mengakibatkan anak cenderung tidak mau ditinggal dan dipegang oleh
orang lain selain yang dikenalnya. Anak sulung biasanya mendapat perhatian
penuh dari orang tua dan cenderung terlalu melindungi, sehingga anak tumbuh
menjadi perfeksionis dan pencemas.
Posisi anak tengah dalam keluarga biasanya akan lebih mandiri, mampu
berkomunikasi dan beradaptasi, sehingga anak mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru. Anak bungsu sesuai dengan posisinya merupakan anak yang
termuda usianya dan biasanya mendapat perhatian penuh dari semua anggota
keluarga, sehingga anak berkepribadian hangat, ramah, dan perhatian pada orang
lain. Namun, biasanya anak akan mudah
merasa cemas apabila ditinggal orang tua atau keluarga lainnya, karena anak
terbiasa mendapatkan perhatian yang penuh dari seluruh anggota keluarganya
(Supartini, 2004).
Lingkungan rumah sakit juga merupakan faktor yang berhubungan dengan
kecemasan anak. Berdasarkan survey pendahuluan di Bangsal Melati RSUD Tugurejo,
tercatat jumlah anak usia prasekolah 7 anak, terdiri dari 5 anak menempati
kelas III dan 2 anak menempati kelas II. Masing-masing kelas dilengkapi dengan
fasilitas yang berbeda-beda, sehingga tingkat kenyamanan juga akan berbeda.
Kelas II dihuni 2 anak tiap kamar, sehingga suasana ruangan tidak ramai. Kelas
III dihuni 8 anak tiap kamar, sehingga suasana ruangan sangat ramai, baik ramai
oleh jumlah pasien anak, maupun ramai oleh pengunjung yang datang untuk
menengok.
Kondisi lingkungan kelas rumah sakit ternyata ditanggapi berbeda oleh anak.
Ada anak yang merasa lebih senang dengan kelas III karena merasa banyak
temannya, sehingga dapat berinteraksi dengan bebas dan tidak merasa ketakutan
karena banyak yang menemani. Namun, ada juga anak yang merasa lebih nyaman di
kamar yang tidak dihuni oleh banyak anak, seperti di Kelas II. Salah satu
alasan yang diberikan oleh anak, yaitu suasana menjadi ramai. Ini menunjukkan
bahwa terdapat alasan yang bermacam-macam dari anak yang menempati
masing-masing kelas.
Faktor terakhir yang berhubungan dengan kecemasan anak yaitu pendampingan orang
tua yang sangat dibutuhkan oleh anak saat dirawat. Fenomena yang ada di Bangsal
Melati terlihat bahwa orang tua selalu memperoleh tempat yang lebih banyak, hal
ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas perawatan. Oleh karena itu, adanya
orang tua yang mendampingi anaknya akan bermanfaat bagi anak maupun perawat.
Sebaliknya, tidak adanya pendampingan orang tua akan menimbulkan kecemasan pada
anak. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan pada ibu yang mendampingi
anaknya di Bangsal Melati menyatakan bahwa anaknya sering mengatakan agar ia
tidak ditinggal sendirian dalam waktu lama.
Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada anak usia
prasekolah di Bangsal Melati RSUD XXX”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
tersebut di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh faktor-faktor
yang berhubungan dengan kecemasan pada anak usia prasekolah di kelas II dan III
Bangsal Melati RSUD XXX.
Selengkapnya
0 komentar:
Posting Komentar