BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu hal yang paling menakutkan bagi seseorang saat didiagnosa dokter terkena diabetes mellitus (DM) atau kencing manis. Banyak penderita diabetes yang putus asa karena penyakitnya (Puspo, 2007). Seseorang yang kehilangan sebagian anggota tubuh maka akan mengalami trauma karena merasa dirinya
tidak sempurna. Khususnya bagi pria yang masih berusia produktif, ia akan kehilangan jati dirinya sebagai seorang pria. Sekitar 14 tahun lalu Chaims terpaksa kehilangan pekerjaannya sebagai instruktur pilot jet latih tempur di Royal Air Force inggris. Penyebabnya karena ia diketahui menderita DM tipe 1 (Chaims, 2007).
Akhir-akhir ini DM banyak menarik perhatian karena prevalensinya yang semakin meningkat. Terdapat 110,4 juta penderita DM di dunia pada tahun 1994. Diperkirakan jumlah penderita DM di dunia akan mencapai 239,3 juta jiwa pada tahun 2010. Di Indonesia akan mencapai 5 juta jiwa pada tahun 2010 (Tjokroprawiro, 1996). Diperkirakan Prevalesi penyakit DM di Indonesia menurut penelitian berkisar 1,5 – 2,3 % dari penduduk diatas usia 15 tahun (PERKENI, 1993).
Berdasarkan data dari Puskesmas Gubug pada tahun 2005 jumlah penderita DM sebanyak 216 orang dan pada tahun 2006 penderita DM sebanyak 248 orang. Jumlah itu merupakan gabungan dari rawat inap dan rawat jalan sehingga dapat disimpulkan terjadi peningkatan penderita DM. Rata-rata penderita DM tersebut adalah usia 45-54 tahun. Puskesmas Gubug merupakan Puskesmas rujukan dari Puskesmas di daerah sekitar, dengan pelayanan yang bersifat komprehensif baik rawat jalan maupun rawat inap bagi semua jenis penyakit yang ada di Puskesmas tersebut. DM merupakan penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan sehingga dapat menimbulkan masalah. Penyakit DM dapat menimbulkan dampak masalah yang sangat
kompleks dan luas. Masalah yang ditimbulkan bukan hanya dilihat dari segi medis saja, tetapi bisa meluas sampai kepada masalah ekonomi, sosial budaya, keamanan, dan ketahanan sosial (DEPKES RI 1990). Dampak terhadap psikologi dapat berupa marah, cemas, depresi, ketakutan, rasa bersalah atau rasa malu. Selain itu juga berdampak bagi tubuh yang berupa metabolik kontrol yang jelek ( Tjrokroprawiro, 1994).
Masalah yang timbul akibat DM tersebut membutuhkan penyesuaian diri karena dapat mengganggu keseimbangan. Bila kita tidak dapat mengendalikannya dengan baik, maka akan muncul gangguan badan atau jiwa (Maramis, 1990). Masalah yang dialami oleh penderita DM akan mendorong penderita tersebut untuk melakukan adaptasi dengan cara mengatasi masalah yang muncul dengan menggunakan strategi pemecahan masalah atau mekanisme koping (Kelliat Budi Ana, 1999). Mekanisme pemecahan masalah yang dilakukan oleh penderita dapat berupa koping adaptif (efektif) dan koping yang maladaptif (inefekif). Pada model psikologi ego, koping didefinisikan sebagai pemikiran atau tindakan untuk menyelesaikan masalah sehingga dapat mengurangi stress atau tekanan yang tidak menghiraukan akibatnya. Dalam model ini aspek kognitif kurang diperlukan atau kurang penting dibandingkan dengan aspek perilaku (Lazarus
& Folkman, 1984).
Koping dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, jenis kelamin, pendidikan, status sosial ekonomi, pekerjaan, kepribadian individu, kecakapan, dan dukungan sosial. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Prambandani (2005) mengatakan bahwa faktor-faktor tersebut mampu mengatasi masalah pada penderita. Tetapi terkadang hal ini kurang di perhatikan penderita, maka hal ini bisa dijadikan dasar bagi penderita untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi masalah (DEPNAKER, 1999).
DM adalah penyakit yang bersifat kronis, yang pada saat ini jumlah penderita DM di dunia maupun di Indonesia mengalami peningkatan. Di Puskesmas gubug DM juga mengalami peningkatan. DM merupakan penyakit yang dapat menyebabkan komplikasi pada seluruh tubuh. Oleh karena itu penderita DM membutuhkan koping untuk mengatasi masalah tersebut. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan strategi koping yang digunakan penderita DM di wilayah
kerja Puskesmas Gubug.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah dari penelitian ini yaitu ”Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan strategi koping pada penderita DM di wilayah kerja Puskesmas Gubug
Kabupaten Grobogan”.
Selengkapnya
0 komentar:
Posting Komentar