Blog Gw

Asuhan Keperawatan klien Tn. S dengan Gagal Ginjal Kronik di IRNA C3Lt1 RSUP XXX



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perkembangan penyebab Gagal Ginjal Kronik di Indonesia menurut DR. Suharjono sangat khas di negara berkembang, yakni radang ginjal, infeksi ginjal ( yakni batu ginjal ), Diabetes Mellitus, dan Hipertensi. Kasus di Indonesia yang terbilang tinggi membuat peradangan menjadi penyebab gagal ginjal terbanyak di Indonesia sekitar 20 %. DR. Suharjono mengungkapkan fakta bahwa pada tahun 2006 di Indonesia terdapat 15 juta orang yang menderita penyakit gagal ginjal kronik. Penyakit ginjal layaknya fenomena gunung es, jumlah yang tidak terdeteksi lebih besar dibanding pasien yang telah divonis gagal ginjal hanya sekitar 0,1% kasus yang terdeteksi, semantara kasus yang tidak terdeteksi diperkirakan mencapai 11-16%. Penderita gagal ginjal berada pada kisaran usia 50 tahun yang masih termasuk usia produksi. Gagal ginjal kronik merupakan suatu kelainan pada ginjal dimana ketika dilakukan pemeriksaan diketahui terdapat darah dan kadar protein yang tinggi didalam urine diperoleh hasil sekitar 2,8% diketahui ada protein dalam urine dan 22-25 % diketahui menderita hipertensi (medicastore, 2008) 
Penyakit Gagal Ginjal kronik merupakan penyakit yang sangat berbahaya karena penyakit ini dapat berlangsung lama dan mematikan. Disamping itu pula penyakit gagal ginjal kronik sangat membutuhkan biaya yang cukup banyak tetapi penyakit gagal ginjal kronik sangat sukar untuk disembuhkan.
Ginjal, satu organ tubuh yang mempunyai satu dari tiga fungsi sebagai filtrasi seluruh cairan dan elekrolit dalam tubuh manusia, turut terkena dampak dari gaya hidup manusia yang semakin konsumtif. Melalui asuhan makanan dan minuman yang mengandung zat-zat asing tertentu, akan semakin memperberat kerja ginjal khususnya glomerulus untuk melakukan filtrasi. Jika proses filtrasi pada glomerulus untuk melakukan filtrasi. Jika proses pada glomerulus terganggu, maka akan berpengaruh pada kadar  kreatinin dalam darah kreatinin serum merupakan indakator yang paling sensitif dari fungsi ginjal karena substansi ini dipengaruhi secara konstan oleh tubuh. Kreatinin plasma akan meningkat seiring dengan penurunan laju filtrasi, glomerulus, dimulai bila lajunya kurang dari 60 ml/mnt. Pada gagal ginjal kronik, konsentrasi kreatinin dibawah 1 mmol / L (Arif Manjoer, 2002 : 532)
Gejala-gejala yang khas pada gagal ginjal kronik di tandai dengan adanya uremia atau peningkatan ureum dalam darah. Ureum adalah sisa hasil ikatan sisa metabolisme protein dan asam amino yang diekskresikan melalui ginjal, karena ginjal mengalami penurunan fungsi yang mengakibatkan retensi kadar ureum dalam darah. Toksin ureum inilah yang merusak sejumlah besar fungsi organ tubuh. Gejala-gejala uremia timbulnya begitu lambat sehingga klien dan keluarganya tidak mengetahui datangnya serangan. Manifestasi awal dari gejala uremia adalah nausea, apatis, kelemahan dan kelelahan. Gejala-gejala berlanjut menjadi muntah-muntah semakin lemah, dan confusion (Port, 1998).
Kelainan klinis pada uremia yaitu terjadi gangguan keseimbangan cairan, elektroit dan asam basa. Pada stadium awal gagal ginjal kronik terjadi dehidrasi, poliuria dan nocturi. Pada stadium lanjut terjadi retensi garam dan air. Pada keseimbangan asam basa terjadi hiperkalemia, hiperfostemia dan hipokalemia. Fungsi kardiovaskuler mengalami hipertensi. Gagal ginjal jantung kongestif dan bila toksin uremia sampai ke rongga peri kardium terjadi infeksi pericarditis. Masalah hematology yang sering terjadi adalah klien mengalami anemia, karena mengalami penurunan eritrosit oleh ginjal, kekurangan asam folat dan besi. Serta karena memendeknya pembentukan sel darah merah. Penurunan eritrosit mengakibatkan penurunan sel darah merah. Penurunan eritrosit mengakibatkan penurunan trombosit dan leukosit sehingga klien berisiko tinggi terjadi pendarahan dan infeksi. Toksin uremia  yang menyerang paru terjadi gangguan fungsi paru, edema paru, dan respiratori sindrom. Sistem pencernaan juga meracuni ureum menyebabkan anoreksia, nousea, dan mutah-mutah. Komplikasi yang sering terjadi yaitu ulkus, peptikum sehingga meningkatkan resiko pendarahan gastrointestinal (Porth 1998)
Kelainan-kelainan klinis diatas karena uremia yang berada pada organ-organ tubuh sehingga mengalami penuruan fungsi pada organ yang diserang seperti yang  dijelaskan diatas. Berbagai macam masalah yang ditimbulkan akibat gagal ginjal kronik membutuhkan ketrampilan dan pengetahuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan gagal ginjal kronik. Pengkajian harus dilakukan secara teliti dan komprehensif meliputi aspek biopsikososiokultural supaya dalam menegakkan diagnosa keperawatan menetapkan tujuan, memberikan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah klien (Doengoes, 1999).
Mengingat begitu kompleksnya akibat yang ditimbulkan pada klien dengan gagal ginjal kronik dan banyaknya komplikasi yang terjadi. Hal inilah yang melatar belakangi penulis mengambil karya tulis ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan gagal ginjal kronik diruang C3 lantai 1 RSUP XXX.

B.     Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan Chronic Kidney Disease di ruang C3 Lantai 1 Rumah Sakit XXX.
2.      Tujuan Khusus
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, diharapkan penulis mampu:
Memahami masalah-masalah keperawatan yang timbul pada pasien dengan Chronic Kidney Disease.
Memahami alternatif pemecahan masalah keperawatan yang timbul pada klien dengan Chronic Kidney Disease.
Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat yang ditemukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan Chronic Kidney Disease.

Selengkapnya 




0 komentar:

Posting Komentar