Blog Gw

PENGARUH KB SUNTIK DMPA TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DI BPS XXXXXX

 
BABI

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Salah  satu  masalah  terpenting  yang  dihadapi  oleh  negara  berkembang,

seperti  di  Indonesia yaitu  ledakan  penduduk.  Ledakan  penduduk

mengakibatkan  laju  pertumbuhan  penduduk  yang  pesat  hal  ini  karena

minimnya  pengetahuan  serta pola  budaya  pada  masyarakat setempat.    Untuk

mengatasi  permasalahan  tersebut  pemerintah  Indonesia  telah  menerapkan

program  keluarga  berencana  (KB)  yang  dimulai  sejak  tahun  1968  dengan

mendirikan  LKBN (Lembaga  Keluarga  Berencana  Nasional) yang  kemudian

dalam  perkembangannya  menjadi  BKKBN  (Badan  Koordinasi  Keluarga

Berencana  Nasional).  Gerakan Keluarga  Berencana  Nasional bertujuan untuk

mengontrol  laju  pertumbuhan  penduduk  dan  juga  untuk  meningkatkan

kualitas sumber daya manusia (Hartanto, 2004).

Visi  Keluarga  Berencana  Nasional  adalah  “Keluarga  Berkualitas”.

Keluarga  yang  berkualitas  adalah  keluarga  yang  sejahtera,  sehat,  maju,

mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung

jawab,  harmonis  dan  bertaqwa  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa.  Misinya

sangat  menekankan  pentingnya  upaya  menghormati  hak-hak  reproduksi,

sebagai  upaya  integral  dalam  meningkatkan  kualitas  keluarga.  (Sarwono,
2006).




13


Permasalahan  kesehatan  reproduksi  masih  banyak  sekali  yang  harus

dikaji,  tidak  hanya  tentang  organ  reproduksi  saja  tetapi  ada  beberapa  aspek,
salah  satunya  adalah  kontrasepsi.  Saat  ini  tersedia  banyak  metode  atau  alat

kontrasepsi  meliputi:  IUD,  suntik,  pil,  implant,  kontap,  kondom.  (BKKBN,
2004).  Salah  satu  kontrasepsi  yang  populer  di  Indonesia  adalah  kontrasepsi

suntik.  Kontrasepsi  suntik  yang  digunakan  adalah         Noretisteron  Enentat

(NETEN),  Depo Medroksi Progesteron Acetat  (DMPA) dan  Cyclofem .

Pencapaian  peserta  KB  aktif  semua  metode  kontrasepsi  pada  tahun

2006  di  Provinsi  Jawa  Tengah    sebanyak  4.778.608 yang  terdiri atas  peserta

AKDR (Alat  Kontrasepsi  Dalam Rahim) sebanyak  498.366  (10.4%),   peserta

MOP  (Medis  Operasi  Pria)  sebanyak  68.473  (1.4%),  peserta  MOW (Medis

Operasi Wanita) sebanyak 291.035 (6.1%), peserta implant sebanyak 442.778

(9.3%),  peserta  suntikan  2.560.039  (53.6%),    peserta  pil  862.307  (18%),

peserta kondom  sebanyak 55.610  (1.2%). Pencapaian tertinggi  pada suntikan

(53.6%)  dan  pencapaian  terendah  pada  kondom  (1.2%).  (BKKBN  Jawa

Tengah, 2010).

Kontrasepsi  suntik  memiliki  kelebihan  dan  kekurangan.  Kekurangan

dari  kontrasepsi  suntik  adalah  terganggunya  pola  haid  diantaranya  adalah

amenorrhea ,  menoragia  dan muncul  bercak ( spotting ), terlambatnya kembali

kesuburan  setelah  penghentian  pemakaian,  peningkatan  berat  badan

(Saifuddin, 2006).
Efek  samping kontrasepsi  suntik  yang  paling  tinggi  frekuensinya  yaitu

peningkatan  berat  badan.  Penyebab  pertambahan  berat  badan  tidak  jelas.




14


Hipotesa  para  ahli  DMPA  merangsang  pusat  pengendali  nafsu  makan  di

hypothalamus ,  yang  menyebabkan  akseptor  makan  lebih  daripada  biasanya.
Untuk  mendapatkan  gambaran  nyata  tentang  kejadian  peningkatan  berat

badan  yang  dialami  akseptor  kontrasepsi  suntik  maka  perlu  dilakukan  suatu
penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kontrasepsi suntik dengan

peningkatan berat badan (Hartanto, 2004).

Pada tahun  2008 telah  dilakukan  penelitian  oleh Agustina  Rohani

dengan  judul  “Hubungan  Pemakaian  Kontrasepsi  Suntik  Depo  progestin

dengan perubahan berat badan di BPS Yuni Winarta di Desa Weru Kabupaten

Sukoharjo”.  Penelitian  ini  menggunakan  metode  penelitian  analitik

retrospektif , dan teknik pengambilan sampel  purposif sampel .  Dari penelitian

ini  dapat  disimpulkan  bahwa adanya korelasi  antara  pemakaian  kontrasepsi

suntik depo progestin dengan perubahan berat badan.
Selengkapnya 


0 komentar:

Posting Komentar