|
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masa remaja adalah
masa peralihan dari anak – anak ke dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis
tetapi juga fisik. Bahkan perubahan – perubahan fisik itulah yang merupakan
gejala primer dalam pertumbuhan remaja, sedangkan perubahan – perubahan
psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan- perubahan fisik
itu.( Sarwono, 2011)
Para ilmuwan
menyimpulkan usia rata-rata pertumbuhan payudara kini dimulai pada usia
sembilan tahun sepuluh bulan, atau lebih cepat setahun dari penelitian yang
dilakukan pada tahun 1991.Para ilmuwan belum menemukan penyebab gejala
tersebut, tetapi mereka menduga itu terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat
atau karena kandungan kimia dalam makanan yang berlebihan.Penelitian tersebut
dilakukan di Denmark pada 2006. Akan tetapi, para ilmuwan menilai gejala
tersebut juga terjadi di Inggris.
Data dari Amerika
juga menyimpulkan hasil serupa terkait usia pubertas anak perempuan. Para
ilmuwan khawatir anak-anak perempuan tidak memiliki kematangan yang cukup
menghadapi perkembangan seksual ketika mereka masih berada di sekolah dasar.
Hal tersebut juga ditakutkan meningkatkan risiko mereka terkena kanker
payudara.
|
Perubahan fisik yang
terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah perubahan tubuh yaitu
badan menjadi semakin panjang dan tinggi. Mulai berfungsinya alat reproduksi
yang di tandai dengan haid pada remaja putri dan mimpi basah pada remaja putra.
Perubahan - perubahan fisik ini menyebabkan kecanggungan bagi remaja karena remaja
harus menyesuaikan diri dengan perubahan pada dirinya (Sarwono, 2011).
Pada umumnya, pubertas dapat mempengaruhi
emosional anak. Hal ini terlihat dari sikap anak yang sering merasa minder oleh
masalah pertumbuhan fisik dan malu dalam masalah praktisnya. Anak perempuan
akan merasa minder dan tertekan apabila memiliki ukuran buah dada yang terlalu
besar atau terlalu kecil. Kondisi seperti itu mungkin dapat memancing teman –
temannya untuk menghina atau mengejek dirinya. Secara praktis, anak perempuan sering
merasa malu apabila ia harus membeli atau memakai bra dan pembalut wanita. Pada
kondisi ini menyebabkan perubahan konsep diri.
Konsep diri merupakan inti pola
kepribadian, konsep ini mempengaruhi berbagai sifat. Bila konsep diri positif,
remaja akan mengembangkan sifat – sifat seperti kepercayaan diri, harga diri
dan kemampuan melihat dirinya secara realistis. Kemudian mereka dapat memulai
hubungan dengan orang lain secara tepat dan ini menumbuhkan penyesuaian sosial
yang baik. Sebaliknya, bila konsep diri negatif, remaja mengembangkan perasaan
tidak mampu dan rendah diri. Mereka merasa ragu dan kurang percaya diri. Hal
ini menumbuhkan penyesuaian pribadi dan sosial yang buruk (Stuart &
Sundeen, 1998).
0 komentar:
Posting Komentar