BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hakikat pembangunan Nasional adalah
menuju manusia seutuhnya, menuju masyarakat adil dan makmur serta merata. Dalam
undang – undang kesehatan Nomor 23 tahun 1992 pasal (3) dinyatakan bahwa tujuan
pembangunan kesehatan Indonesia yaitu meningkatkan kesadaran, kemampuan dan
kemauan hidup sehat bagi semua orang demi terwujudnya derajat kesehatan yang optimal
dalam pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya. (Depkes RI, 2000: 5).
Indonesia sehat 2010 adalah salah satu agenda pembangunan nasional dalam
rangka mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, produktif
dan mandiri. (Depkes RI, 2006:1).
Stroke merupakan penyebab kematian ke-3
di dunia. Stroke menimbulkan beban yang sangat besar kepada para pengidapnya,
keluarga dan orang yang merawatnya serta masyarakat. Setiap tahun sekitar 0,2 %
populasi mengalami stroke. Sekitar sepertiganya meninggal dunia dalam 12 bulan
berikutnya, sepertiganya mengalami cacat permanen, sering membutuhkan bantuan orang lain, dan
selebihnya memperoleh kembali kemandiriannya. (Valery Feigi, 2003).
Data
dari The American Heart Association (AHA) pada tahun
2000 diperkirakan terdapat 600.000 kasus stroke setiap tahunnya, dimana 500.000
merupakan kasus stroke baru dan 100.000 sisanya kasus stroke ulangan.
Setiap
tahun 12 dari 100.000 orang Amerika serikat mengalami Stroke sehingga penyakit
ini merupakan pembunuh nomor tiga
setelah penyakit jantung dan kanker. Di Amerika tercatat ada 770.000
pasien stroke, dari yang terkena untuk
pertama kalinya maupun yang susulan. Dari segi umur penderita stroke berumur di
atas 65 tahun sebanyak 72 %. (Vitahealth,2004;7)
Di Amerika Serikat perempuan
membentuk lebih dari separuh kasus
Stroke yang meninggal, ini 2 kali lebih banyak dari yang meninggal akibat
kanker payudara. (Nasional Runal Health Asosiation ; 2001 ). Perempuan juga
membentuk sekitar 43% kasus stroke pertahun tetapi menderita 62% kematian
akibat stroke. The Nasional Stroke
Asosiation mengajukan penjelasan bahwa
resiko stroke meningkat seiring dengan usia dan perempuan hidup lebih lama dari
pada laki – laki. (Silvia A. Price ,2005 ;1106 )
Selain itu stroke juga menyebabkan
kecacatan pada usia produktif dan usia lanjut. Kecacatan dalam bentuk disartri
insidennya sebanyak 24,5%, angka insiden gangguan menelan (disfagia) sebanyak
25-32%. Namun berapa besar gangguan suara yang diakibatkannya belum pernah
dilaporkan (Syamsudin Herman).
Angka kejadian stroke di Indonesia
meningkat dengan tajam. Bahkan, saat ini Indonesia merupakan negara dengan
jumlah penderita stroke terbesar di Asia, karena berbagai sebab selain penyakit
regeneratif, terbanyak karena stres ini sangat memprihatinkan mengingat Insan Pasca Stroke (IPS) biasanya merasa
rendah diri dan emosinya tidak terkontrol dan selalu ingin diperhatikan (Syamsudin
Herman).
Data di bagian Neurologi RSCM tahun
1999 didapatkan 562 kasus stroke yang dirawat, menempati urutan kedua setelah
cedera kepala ringan. Pada tahun 2000 terjadi peningkatan kasus stroke yaitu
641 kasus sehingga menempati urutan pertama. Sedangkan tahun 2001 jumlah stroke
meningkat lagi menjadi 722 kasus, terdiri dari stroke iskemik 409 kasus ( 57,9%
) dan stroke perdarahan 313 kasus (43 % ). Pada tahun 2003 jumlah penderita
stroke sebanyak 706 kasus terdiri dari stroke iskemik 375 (53,1%), stroke
perdarahan 331 ( 46,9 % ). Pada tahun 2003 jumlah stroke menurun menjadi 522
kasus terdiri dari stroke iskemik 361 kasus ( 69,1 %) dan stroke perdarahan 161
(30,9 % ). Pada tahun 2003, angka kematian akibat stroke iskemik sebanyak 42
kasus (11,6 % ), sedangkan kematian akibat stroke perdarahan sebanyak 94 kasus
( 58,3 %) (Syamsudin Herman).
Selengkapnya
0 komentar:
Posting Komentar