BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-undang Kesehatan No.23 Tahun 1992
menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat
kesehatan yang optimal dan memiliki kewajiban untuk ikut serta dalam memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan. Oleh
karena itu semua orang termasuk tenaga kesehatan mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan pemeliharaan dan peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau oleh masyarakat (Depkes RI, 2002).
Untuk mewujudkan paradigma sehat
ditetapkan visi prediksi atau harapan tentang keadaan masyarakat Indonesia pada
masa yang akan datang, yaitu Indonesia sehat 2010, sebagai mana gambaran
masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan
perilaku sehat, maupun menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (BKKBN). Kehamilan menyebabkan terjadinya
perubahan pada semua sistem, termasuk sistem sirkulasi darah, volume darah
total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester pertama, volume
darah akan bertambah banyak, kira-kira 25%, dengan puncaknya pada kehamilan 32
minggu, diikuti curah jantung (cardiac output) yang meningkat sebanyak +30
%. Akibat hemodilusi yang mulai jelas kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu
yang menderita penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis.
Kenaikan plasma darah dapat mencapai 40% saat mendekati cukup bulan protein dalam serum berubah, jumlah protein,
albumin dan gamaglobulin menurun dalam triwulan pertama dan meningkat secara
bertahap pada akhir kehamilan. Beta-globulin dan fibrinogen terus meningkat. Hitung
jenis dan hemoglobin: Hematokrit cenderung menurun karena kenaikan relatif
volume plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi
kebutuhan transpor O2 yang sangat diperlukan selama kehamilan.konsentrasi Hb
terlihat menurun, walaupun sebenarnya lebih besar dibandingkan Hb pada orang
yang tidak hamil. Anemia fisiologis ini disebabkan oleh volume plasma yang
meningkat. Dalam kehamilan, leukosit meningkat sampai 10.000/cc, begitu pula dengan produksi trombosit. Nadidan
tekanan darah: Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester
kedua, dan kemudian akan naik lagi seperti pada pra-hamil. Tekanan vena dalam
batas-batas normal pada ekstremitas atas dan bawah, rata-rata 84 per menit. Jantung:
Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3 bulan dan menurun
lagi pada minggu-minggu terakhir kehamilan. Elektro kardiogram kadang kala
memperlihatkan deviasi aksis ke kiri. ( Moctar, R 1998 : 37 )
Masalah ini akan berdampak pada masalah
kematian ibu pasca melahirkan, angka kematian ibu masih cukup tinggi sampai saat ini penyebab kematian tertinggi
adalah pendarahan, keracunan kehamilan dan infeksi salah satu dari beberapa
faktor tidak langsung penyebab kematian ibu adalah anemia. Meningkatkan
frekwensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan, resiko kematian material, angka
kematian prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian
perinatal meningkat. Di samping itu pendarahan antepartum dan postpartum lebih
sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mengontrol
kehilangan darah (Soejoenoes, 1983). Soeprono (1988) menyebutkan bahwa dampak
anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadi
gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur / prematur gangguan
proses persalinan (Inertia, atonia, partus lama, pendarahan atonis) gangguan
pada masalah nifas (subin valusi) rahim daya tahan terhadap infeksi dan stres
kurang (produksi asi rendah) dan gangguan pada janin (abortus dismaturitas,
mikrosomi, BBLR kematian pada perinatal dan lain-lain) (Notobroto, Hari Basuki 2003 : 12).
Pemeriksaan kadar hemoglobin yang
dianjurkan dilakukan pada trimester pertama dan ketiga kehamilan sering kali hanya dapat di lakukan pada
trimester ketiga saja karena kebanyakan ibu hamil baru memeriksakan
kehamilannya pada trimester kedua kehamilan. Dengan demikian upaya penanganan
anemia pada kehamilan menjadi terlambat dengan akibat berbagai komplikasi yang
mungkin terjadi karena anemia (Notobroto, Hari Basuki 2003 : 13). Pemeriksaan
kadar hemoglobin darah merupakan salah satu parameter untuk menentukan apakah
seseorang anemia normal atau palisetemia. Anemia adalah suatu keadaan di mana
terjadi penukaran kadar hemoglobin hematakrit atau kurang eritrosit di bawah
batas – batas normal yang di tetapkan. Di mana standar anemia ibu pada hamil di
Indonesia adalah jika memiliki kadar hemoglobin di bawah 11 gr/dl kurangnya kadar hemoglobin di dalam
darah akan menyebabkan kurangnya oksigen di dalam darah, karena hemoglobin
berfungi meningkatkan oksigen yang berasal dari udara yang di angkut oleh paru,
oksigen merupakan faktor yang sangat penting dalam mengatur berbagai proses
metabolisme sel di dalam tubuh manusia (Safrizal 2005 : 10).
Selengkapnya
Selengkapnya
0 komentar:
Posting Komentar