BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembangunan nasional
kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dasar-dasar
pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah berfikir atau bertindak dalam
pembangunan kesehatan. Setiap orang dan juga masyarakat bersama dengan
pemerintah berperan, berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat beserta
lingkungannya upaya penyelenggaraan yang bermutu harus lebih mengutamakan
pendekatan, pemeliharaan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit (Depkes RI, 1999).
Di bidang
kesehatan yang mengacu kepada pembentukan, dimana anak merupakan pencetus
generasi bangsa, maka dari itu masa bayi sampai anak merupakan fase terpenting
dalam membangun pondasi pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat
menentukan masa depan anak. Sehingga di harapkan pertumbuhan anak yang normal
dan sehat secara fisik, psikis sampai dewasa kelak (Maria, A. 2001: 3).
Sehat secara
fisik di sini termasuk adalah kesehatan kulit anak, karena kulit merupakan
bagian dari organ tubuh yang jumlahnya sangat luas yaitu 1,50-1,75m². Kulit
merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dengan
lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital
serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. (Harahap. M, 1990).
Untuk
mendapatkan kesehatan kulit dibutuhkan perawatan kulit yang efektif dan efisien,
tujuan dari perawatan kulit ini adalah untuk menghindari terjadinya penyakit
kulit serta timbulnya kelainan pada kulit. Dalam melakukan perawatan kulit dibutuhkan
pengetahuan seseorang, karena pengetahuan merupakan domain kognitif untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Keberhasilan dalam upaya pencegahan, perawatan
dan pemulihan kesehatan kulit sangat dipengaruhi oleh pengetahuan. Semakin
tinggi pengetahuan seseorang maka makin tinggi kesadaran untuk berperan serta
dalam program pencegahan, perawatan dan pemulihan kesehatan kulit.
Di Indonesia penyakit kulit masih menduduki
tempat yang penting karena penderita penyakit kulit jumlahnya cukup banyak,
baik di kalangan dewasa ataupun anak-anak. Berdasarkan dari rumah sakit Dr Cipto
Mangunkusumo tahun 2005 di dapat dari penelitian sebelumnya bahwa sekitar 84%
yang berobat ke poliklinik penyakit kulit dan kelamin mempunyai masalah
kesehatan kulit. Hampir semua penyakit kulit ditemukan di Indonesia, meskipun
manifestasi kliniknya mungkin berbeda dengan yang di lihat di negeri non tropik
karena adanya perbedaan etnik serta lingkungan. Gangguan panas, kelembaban
serangga, cacing dan jamur mempengaruhi jenis penyakit. (Djuanda. A, 1999).
Penelitian ini dilakukan pada kelas 5 dan 6, yang berusia rata-rata 9-11
tahun, karena mereka mengerti dan bisa
memahami tentang perawatan diri terutama cara kebersihan kulit, kalau kelas 1-4
yang berusia 6-9 tahun belum mampu untuk melakukan perawatan diri yang
baik.
Selengkapnya
0 komentar:
Posting Komentar