B A B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke
adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan berhentinya suplai darah
kebagian otak (Bruner dan Suddarth, 2000 : 2123). Stroke menduduki urutan
ketiga penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker, stroke juga masih
merupakan penyebab utama dari kecacatan. Data menunjukkan, setiap tahunnya
stroke menyerang sekitar 15 juta orang di seluruh dunia. Di Amerika Serikat,
kurang lebih lima juta orang pernah mengalami stroke. Sementara di Inggris,
terdapat 250 ribu orang hidup dengan kecacatan karena stroke.
Di
Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang mengalami serangan stroke.
Dari jumlah itu, sekitar 2,5 persen di antaranya meninggal dunia. Sementara
sisanya mengalami cacat ringan maupun berat. Angka kejadian stroke di Indonesia
meningkat dengan tajam. Bahkan, saat ini Indonesia merupakan negara dengan
jumlah penderita stroke terbesar di Asia, karena berbagai sebab selain penyakit
degeneratif, terbanyak karena stres ini sangat memprihatinkan mengingat Insan
Pasca Stroke (IPS) biasanya merasa rendah diri dan emosinya tidak terkontrol
dan selalu ingin diperhatikan, Biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan stroke
dan kehilangan mata pencaharian sangat tinggi. Dapat diartikan bahwa kecemasan
yang timbul pada keluarga pasien stroke terjadi karena ketidaktahuan terhadap
apa yang akan terjadi terhadap anggota keluarga mereka (Sarkamo, 2008: 3).
Data
yang didapatkan dari Rekam medik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi tentang
jumlah penderita penyakit stroke yang dirawat inap dari tahun 2008-2011 dapat dilihat pada table 1.1 sebagai berikut :
Tabel
1.1
Jumlah
penderita stroke yang dirawat inap tahun 2008-2011
No
|
Tahun
|
Jumlah
|
Presentasi (%)
|
1
|
2008
|
701
|
24,1
%
|
2
|
2009
|
771
|
26,5
%
|
3
|
2010
|
845
|
29,1
%
|
4
|
Januari-Juni
2011
|
585
|
20,1
%
|
Jumlah
|
2902
|
100
|
Sumber :
( Data rekam medik RSUD R.Syamsudin SH ,10 Agustus 2011)
Dengan
demikian dapat dilihat bahwa jumlah pasien stroke masih cukup banyak dan
mungkin akan meningkat dalam setiap bulannya dimana penyakit stroke sendiri
dapat menimbulkan hal-hal yang dapat mempengaruhi psikologi maupun fisik baik
pasien sendiri maupun keluarga termasuk dalam hal pembiayaan serta penyakit
stroke sendiri membutuhkan perawatan yang lama sehingga dapat menimbulkan
kecemasan.
Cemas
merupakan sebuah emosi dan pengalaman subjektif dari seseorang. Atau juga suatu
keadaan yang membuat seseorang tidak nyaman dan terbagi dalam beberapa
tingkatan. Jadi, cemas berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak
berdaya. (Kusumawati,2010:58). Selain pada pasien ,kecemasan juga bisa terjadi
pada keluarga klien yang mengalami stroke.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyrakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal
di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Sudiharto, 2007 :22), Sehingga setiap anggota keluarga akan merasakan cemas
apabila salah seorang keluarganya masuk rumah sakit akibat penyakit stroke.
Selain itu beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan dari setiap anggota
keluarga tersebut yaitu faktor fisikologis, psikologis, dan faktor sosial.
Dilihat dari faktor tersebut maka perawat mempunyai peranan penting.
Menurut Peplau, keperawatan adalah terapetik
dalam seni penyembuhan, membantu individu yang sakit atau membutuhkan
keperawatan kesehatan yang dinilai dalam proses interpersonal sebab melibatkan
interaksi antara 2 atau lebih individu dianggap
unik secara biologis, psikososial, dan spiritual, serta tidak akan
bereaksi sama seperti yang lain. Setiap orang mempunyai pengalaman belajar yang
berbeda dari lingkungan , adat istiadat, kebiasaaan , dan keyakinan dari setiap
kultur ( Kusumawati, 2010 : 6).
minta copyannya dong,,?
BalasHapus